Minggu, 11 November 2012

Bumi Halmahera Bagian Dua

Kecamatan Malifut, ya di kecamatan Malifut kami jadikan sebagai pusat untuk mengendalikan setiap kegiatan di lima kecamatan yang dijadikan program bertajuk Pengembangan Ekonomi Lokal Secara Berkelanjutan di Sekitar Tambang PT. NHM. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh PKSPL IPB bekerjasama dengan PT. NHM.

Karena sudah terlalu lama disimpan di otak, jadi agak-agak lupa alur cerita sewaktu torang (saya) berada di Halmahera, hehehe. tapi semampunya akan saya ingat kembali.

Kecamatan Malifut merupakan salah satu kecamatan tempat kami melakukan program. pertanyaannya adalah kenapa kecamatan malifut dijadikan pusat atau base camp kegiatan kami, karena pertama sinyal oke, adalah sinya dibandingkan di tempat lain sinyal untuk komunikasi masih agak liar alias kudu nyari-nyari dulu =)), kedua karena posisi yang strategis untuk menjangkau empat lokasi program yang lain. ketiga fasilitas dan sarana cukuplah, walaupun kalo orang kota datang pasti bilang "wah masih jauh tertinggal ini daerah".

Lokasi program kami (PKSPL IPB) berada di 5 Kecamatan di Halmahera Utara, yaitu :
1. Kecamatan Malifut (Desa Sabale)
2. Kecamatan Kao Teluk (Desa Akelamo Kao Cibok)
3. Kecamatan Kao (Desa Kukumutuk)
4. Kecamatan Kao Utara (Desa Bobale)
5. Kecamatan Kao Barat (Desa Makarti)
Jarak dari kecamatan Malifut menuju kecamatan kao teluk memakan waktu perjalanan kalo ngebut dengan kecepatan 80 Km/jam hanya kurang lebih 30-45 menit. sedangkan menuju Kecamatan Kao dari Malifut kalo ngebut hanya memakan waktu 15 menit. kalo menuju kecamatan kao utara dari Malifut hanya memakan waktu 15-30 menit kalo ngebut. nah kalo menuju kecamatan kao barat dijamin makan waktu dan makan hati alias pe lama sampe (ama banget), karena kondis jalan yang sangat atelele (tidak jelas/rusak parah) sehingga kecepatan kendaraan haya bisa 15 km/jam, dan memakan waktu 2 jam kurang lebih.

Malifut sebagian besar di huni oleh masyarakat yang berasal dari suku Makiang (Transmigrasi lokal). suku makiang merupakan suku asli dari maluku utara juga, tepatnya di pulau makiang. sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian berkebun. tanaman yang bernilai ekonomi yang digarap oleh masyarakat di kecamatan malifut yaitu kelapa. yang mana kelapa ini nantinya diolah menjadi kopra untuk kemudian dijual ke Tobelo. Masyarakat maluku utara sangat unik, baik dari gaya bahasa, berpakaian maupun selera makanan. yang pasti makanan mereka tidak manis seperti layaknya masalahan di daerah jawa. makanannya mereka lebih kearah rasa asem-asem. mereka tidak suka dengan masakan yang manis-manis.

menurut saya masakan mereka yang paling mantab adalah ikan bakar dicampur dengan colo-colo..hmmmm mantab banget ketika ikan bakar disantab panas-panas. dan satu lagi masakan mereka yang menurut saya makanan raja-raja (makanan istimewa menurut torang) adalah Papeda/Popeda. saya mengenal baik masyarakat di kecamatan malifut, ada yang baik ada juga yang atelele. oh iya masyarakat di kecamatan malifut ada juga yang berasal dari Makassar yaitu orang bugis. yah mereka juga menjadi bagian penting dari masyarakat di kecamatan malifut. berbaur dengan masyarakat lainnya. disamping itu juga ada masyarakat asli halmahera utara yaitu berada di desa sosol, desa wange otak, desa toma baru.

Kegiatan kami di kecamatan malifut yaitu demfarm peternakan sapi bali. dimana didirikan sebuah percontohan peternakan yang terpadu yang nantinya diharapkan mampu menjadi pilot project yang bisa menarik minat masyarakat dalam hal beternak sapi bali dengan sisitem intensif. lokasi demfarm peternakan sendiri berada di desa sabale di tanah kantor BPP Malifut. lokasi tersebut dipilih dengan segala pertimbangan dari tim ahli peternakan yang kami miliki.

Namun saya terkadang berpikir, kenapa orang-orang pasti bilang " wah kalo orang-orang asli maluku utara itu itam, trus rambut kriting"..padahal hal tersebut tidaklah benar, banyak kok orang asli maluku utara yang putih, dan mempunyai rambut lurus..sebuah pemikiran yang salah itu namanya..hehehehe...

halmahera utara saat ini sudah sedikit ada kemajuan. walaupun belum begitu signifikan. banyak permasalahan yang ada di halmahera utara, salah satunya mereka (masyarakat halmahera utara) tidak mendapat haknya dalam hal kesejahteraan dari kegiatan ekploitasi tambang PT. NHM. karena arah dan kebijakan dari CSR PT. NHM tidaklah tepat dalam menjalankan program yang diamanat kan oleh PT. NHM sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial PT. NHM kepada masyarakat sekitar tambang PT. NHM. halmahera utara sangat kaya dengan sumberdaya alam, salah satunya emas. disinilah pokok permasalahan yang ada di halmahera utara, seharusnya dengan adanya tambang emas yang di kelola oleh PT. NHM mampu memberikan timbal balik kepada masyarakat halmahera utara dalam bentuk penguatan ekonomi lokal secara berkelanjutan. namun hingga saat ini tidak ada program yang tepat, yang mampu memberikan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat sekitar tambang PT. NHM. kami sendiri pada akhirnya dianggap gagal oleh CSR PT. NHM. namun lucunya ketika kami dianggap gagal dalam menjalankan program pengembangan ekonomi lokal secara berkelanjutan disekitar tambang PT. NHM, masyarakat justru protes, dan berpandangan berbeda dengan CSR PT. NHM, karena masyarakat memandang bahwa PKSPL IPB sudah pada jalur yang diharapkan oleh masyarakat selama ini. tapi itulah ketika penyandang dana sudah berkata lain, tidak ada yang bisa kami lakukan.

Selama saya di Halmahera Utara, sudah banyak program yang dilakukan oleh CSR PT. NHM tetapi tidak berjalan, seperti program VCO (virgin Coconut oil), program 5000 Ha jagung, program pengolahan sagu dan sekarang program singkong, kesemuanya tidak  berjalan. disatu sisi program yang diinisisasi oleh PKSPL IPB masih ada yang berjalan, yaitu program Perikanan Budidaya Tambak di Desa Kukumutuk, dan Budidaya Ikan Nila di Desa Makarti. untuk budidaya ikan nila di makarti masih berjalan setelah kami angkat kaki dari halmahera utara, namun terjadi permasalahan dengan pasokan air, dimana kolam ikan nila tidak mendapat pasokan air dikarenakan adanya permasalahan internal di desa makarti dengan desa masyarakat asli di kecamatan kao barat. sehingga saat ini sudah tidak berjalan, dan hal tersebut bukan berarti masyararakat desa makarti gagal, namun lebih kepada CSR PT. NHM tidak mau mendukung mereka. padahal selama kami berada disana, kegiatan budidaya ikan nila di makarti telah mampu mensuplai pasar di kabupaten Galela, dimana bibit maupun ikan ila konsumsi sudah mampu diserap oleh pasar di Kabupaten galela,dimana setiap minggu mereka meminta ikan nila konsumsi sebayak 350 kg. dan terakhir permintaan benih yang tidak sempat dipenuhi akibat CSR PT. NHM telah menyuruh kami angkat kaki terlebih dahulu yaitu sebanyak 120.000 benih ikan nila. jika memang kami gagal kenapa ada permintaan benih sebanyak 120.000 dan adanya permintaan ikan nila konsumsi sebanyak 350 kg per minggu.

Melihat hal tersebut masyarakat di Desa Makarti kembali kecewa untuk kesekian kalinya, karena mereka sudah berkali-kali disodorkan program budidaya ikan nila, dan baru kali ini yang benar-benar terlaksana karena adanya pasar yang mampu menampung ikan nila. namun justru dianggap gagal. mereka hanya bilang Tara masuk akal kong ( tidak masuk diakal jika kami dianggap gagal).

ahhhhh sunggu kadang sangat sakit hati, jika mengingat akan hal tersebut. karena ya gitu deh...hehehe..masih banyak bukti bahwa kami tidak gagal, nanti diceritakan dan diulas pada blog beikutnya, biar panjang aja seh...hehhehehe

tiap hari kami menyantab nasi kuning sebagai sarapan di pagi hari, kadang kami juga menyantab kue-kue, ada satu kue yang namanya unik yaitu "ROTI COI" hehehe, kayak bakpao tapi isinya kelapa manis...tapi aneh katanya orang halmahera utara tidak suka makanan yang manis, tapi roti coi ini manisnya bisa bikin gigi sakit kalo habis makan roti coi tidak sikat gigi, karena saya pernah alami...=)) harga roti coi Rp. 1.000/buah.
 
udah ahhhhhhh pusing mau nulis apa lagi, udah sedikit lupa =)) wkwkwkwkw...wassalam



3 komentar:

  1. Saya Sangat Suka dengan Tulisannya Bang. walau Cuma beberapa saat. namun Bang bisa gmbarkan Kondisi Masyarakat KAO. Perkenalkan Saya Juga ASLI KAO tepatnya didesa Kao, Kecamatan Kao Induk.
    Masalah CSR PT.NHM samapi 2012 ini memang masih bermasalah. karena niatan baik perusahan untuk mengembangkan Wilayah Kao itu tidak ada.
    Tapi Kami Akan berusaha Untuk bisa merubah kondisi Masyarakat Kao. walaupun kualitas SDM KAMI yang masih Minim.
    Thanks Yah Bang. Telah memberikan sumbangsih tenaga Buat Daerah Saya.

    Salam Kenal. By. Taufick Max

    BalasHapus
  2. sama-sama Bang, semoga masyarakat halmahera utara dimasa yang akan datang makin maju dan sejahtera

    BalasHapus